WACANA BERIKUT INI HANYA SEBUAH INTERPRETASI DARI
EROS-EROSKU AJA. . MOHON JANGAN DI TIRU !!!
Setelah bertahun-tahun menjomblo. Akhirnya Ani
ditembak juga sama Herdi. Baik Herdi maupun Ani keduanya sama-sama menggilai Biologi. Beginilah kencan pertama mereka :
Ani : Sayang,
apakah kamu sudah makan ?
Herdi : Ohh
udah tadi siang, untung tadi ada sinar matahari jadi aku bisa Fotosintesis deh.
Kamu sendiri udah Fotosintesis belum ?
Ani :
Tenang aja aku udah fotosintesis koq. Perhatian banget sih kamu.
Herdi :
Karena aku cinta sama kamu dan hubugan kita ini engga sebatas simbiosis
komensalisme, aku bukanlah Ikan Remora. Aku adalah Burung Jalak yang akan
selalu melakukan apapun disaat kau tidak merasa nyaman.
Ani : Iya,
tapi jangan anggap aku Kerbau juga kalee… (ani jengkel)
Herdi : oke,
oke gimana kalau kamu adalah akar kacang-kacangan dan aku adalah Bakteri Rhizobium.
Ani : Nah,
itu lebih baik.
Herdi : Ada
yang lebih baik dari itu, aku adalah kumbang dan kamu adalah bunganya.
Ani : Aku
mau tanya, apa sih alasan kamu koq mau nembak aku ?
Herdi :
Karena kamu cerdas, baik, rendah hati dan tidak sombong seperti Oriza Sativa.
Terus alasan kamu terima aku kenapa ?
Ani : Yang
jelas kamu ituu ….. VERTEBRATA.
Herdi : Lebih
spesisfik ……, apa perlu aku pake Kunci Determinasi?
Ani : Oke,
oke, eeemmmmm bagiku kamu adalah Klorofil, aku tak kan bisa makan tanpa mu, Kloroplasku
akan hampa tanpamu dan aku tak akan ada tanpamu.
Herdi : Mulai
saat ini, kita berjanji kau adalah Oksigen dan aku adalah Hydrogen, kita akan
selalu bersama, mengalir bersama hingga ujung lautan.
Ani : Kamu
yakin, kamu akan selalu setia sama aku ?
Herdi : Bagiku
kamu tidak tergantikan oleh siapapun. Kau adalah produsen dalam rantai makanan sementara aku adalah konsumen pertama. Aku akan rela mati dimakan oleh konsumen kedua. Meskipun aku mati membusuk aku akan tetap ada untukmu, matiku hanya
untukmu.
Ani : Matimya
kamu untuk hidupku. Tapi aku mau tahu siapa dekomposer itu?
Herdi :
Dekomposer adalah cinta kita, ia datang begitu saja. Kau tumbuh karena Dekomposer, aku mati terurai karena Dekomposer. Inilah cinta kita cinta yang
sebenarnya. Kita hidup karena cinta, kita mati karena cinta.
Ani :
AAAWWW SO SWEETT……!!!
Herdi : Tapi
jangan bilang kalau cinta kita diartikan sebagai belatung ya ….
Ani :
Iyaa, I love so much …..
So sweet banget ya kencan mereka. Selanjutnya di
suatu sore saat mereka berkencan di sebuah landasan helicopter sambil
memandangi langit sore, siluet senja.
Herdi : Kamu
suka enggak sama awan ?
Herdi :
Ani, cintaku padamu itu seputih itu.
Ani : Aku
harap cintamu tidak setinggi awan disana. Bagaimana aku bisa menggenggam
cintamu?
Herdi : Ani,
aku adalah awan. Aku bisa meneteskan air-air cinta untukmu saat kau kering. Aku
akan menaungimu di saat kau panas.
Ani : Aku
berkhayal …. Kalau kita punya awan kinton milik songoku, kita bisa terbang
melintasi cirrus, cumulonimbus, cirrostratus …… waah lebih indah daripada
bertengger di atas kapal titanic.
Herdi : Lebih
dari itu, kisah cinta kita juga tak boleh seperti dalam kapal itu.
Sambil terus memandangi siluet senja, mereka terus
saja ber so sweet senja hingga langit memega merah.
Romantis
banget ya kencan mereka ……..
Selanjutnya, malam minggu Herdi kencan di rumah Ani.
Mereka berbincang – bincang diatas anak
tangga sambil menghadap bulan di tengah-tengah jutaan bintang yang tak
terhitung banyaknya.
Ani : Herdi, kamu mau pilih jadi bulan, bintang,
atau mau jadi langitnya ?
Herdi : Aku pilih langit .
Herdi : Ya karena aku ingin kamu yang menjadi bintangnya. Jadikan aku indah dengan hadirnya dirimu. Mau kan kamu jadi bintangku?
Ani : (sambil malu-malu) Iya, aku mau jadi
bintangmu.
Herdi : Terus bintangnya bintang apa ?
Ani : Apapun bintangnya, yang penting aku selalu
berada di sisimu . . .
Herdi : Oh iya, bagaimana keadaanmu hari ini ?
Ani : Aku pusing memikirkan biaya kuliahku, ayahku
masuk rumah sakit. Semester ini aku belum bayar kuliah, ujian . . . (dengan
mata berkaca-kaca).
Herdi : Ya sudah. Tidak usah kamu pikirkan lagi soal
itu, yang penting kamu terus saja menangis biar matamu lebih bersih. Ingat tadi
matamu terkena debu kan waktu naik motor.
Ani : Terus gimana ? uuuuu . . . uuuuu
. . . . .uuuuuu
Herdi : Aku akan usahakan minta uang sama papaku
untuk bantu kamu. Kamu tidak usah khawatir ya.
Ani : Tapi bukan berarti hubungan kita itu hubungan
parasitisme kan ?
Herdi : ooh bukan . . . . hubungan kita itu layaknya
proton dan neutron. Aku dan kamu akan selalu berkejaran dalam inti atom, inti
atom itu adalah cinta kita.
Ani : Oh, iya. Aku tidak bisa menemani kamu
lama-lama karena aku harus ke rumah sakit sekarang.
Herdi : TIDAK BISA !!! (dengan nada amarah) Ingat kita
adalah hydrogen-oksigen, kita adalah proton neutron. Aku akan ikut kamu.
Ani dan herdi melaju ke
rumah sakit, tempat dimana ayah ani dirawat. Sesampainya disana.
Herdi : Tunggu sebentar
dulu disini ya, aku mau ke galeri ATM sebentar. Papaku sudah transfer uangnya.
Ani : Bagaimana kamu
meyakinkan papa kamu ?
Herdi : Aku Cuma
bilang, pa ada temenku yang lagi butuh uang. Tolong pa. akhirnya papa setuju, tapi jangan aneh ya . . . . selain papaku pengusaha tapi juga seorang debt
kolektor.
Ani : HHHUUUUAAAAAA !!!
Herdi : Ja . . .jangan
nangis !!! Tenang yang bayar kamu koq bukan aku
. . .
Ani : Kita putus . . .
. . !!!!!!!
Herdi : Maksudku . .
. kamu yang bayar, nanti kamu yang bayar
utangnya ke kaki tangan papa nanti uangnya dari aku. Serius.
Ani : (seketika
tangisnya terhenti) sungguh ?
Herdi : sungguh !
Ani : Sungguh ?
Herdi : Sungguh !
Ani : Sungguh ?
Herdi : Sungguh !
Ani : Sungguh ?
Herdi :
Sungguh-sungguh.
Ani : Sungguh - sungguh
dari hati kamu ?
Herdi : Bukan hanya
dari hati tapi juga hati-hati dan penuh kehati-hatian.
Ani : Maksud kamu ?
Herdi tidak menjawab pertanyaan Ani. Ia langsung
menuju masuk ke ATM galeri yang ada di depan rumah sakit. Sementara di kepala
ani menggantung sebuah tanda tanya. Tak lama Herdi pun kembali.
Herdi : Aduuh, kartu ATM-ku ketinggalan. Kayaknya aku
harus balik ke rumah.
Ani : Aku tunggu di sini aja, ya.
Herdi : Ya, lebih baik kamu tunggu disini aja. Nanti
aku kembali dalam 20 menit.
Setelah
20 menit, menunggu, akhirnya Herdi pun kembali dan ia langsung masuk ke ATM galeri. Herdi menekan tombol-tombol mesin uang itu, dan setelah mengambil
sejumlah uang yang diperlukan, ia menghampiri Ani yang sudah menunggu dengan
harap-harap cemas.
Herdi : Ani, ini uangnya.
Ani : Makasih banyak ya, Her. Ternyata kamu sungguh
baik . . .
Herdi : Iyaa. Eh, tapi kalau kamu udah ada uang,
nanti kamu ganti uang aku ya.
Ani : APA! DASAR DEBT KOLEKTOR !!!
Herdi : Yaa, habis mau bagaimana lagi, aku kan anak
kandung papaku, wajar aku juga begitu, dan kamu tahu kan kalau pria itu
dominan, dan perempuan itu resesif.
Ani langsung meninggalkan Herdi yang masih
terbengong-bengong dengan amplop coklat yang masih tergenggam di tangannya.
Sementara Ani sudah berlalu dari hadapannya.
Yaah
baru juga beberapa hari jadian eh udah putus . . .
Namun
selang beberapa hari Herdi pun menemukan tambatan hati yang baru . . .
Ia bertemu dengan Sintia, cewek maniak sastra.
Bacaannya sekelas Sutardji Calzoum Bachri, Edgar Allan Poe. Jadi ga aneh kalau
ngomong sama si Sintia, bahasanya puitis banget, perlu waktu bermenit-menit
buat ngerespon apa dia omongin atau yang dia tanya. Apa iya . . . hubungan si
Herdi yang maniak biologi akan bertahan lama sama si Sintia yang gila sastra ?
Let’s cekidot . . . !
Herdi : Aku mau tanya, kenapa kamu suka banget sama
sastra ? Kenapa bukan biologi, kayak akuu ?
Sintia : Aku bisa melihat dunia yang tersembunyi,
merasakan apa yang tidak aku lihat, aku dengar. Kalau kamu kenapa, kenapa kamu
suka biologi ?
Herdi : Aku, aku kepingin jadi ilmuwan.
Ngomong-ngomong, kalau kamu suka sastra, apa aku bisa dibuatkan puisi ?
Sintia : Tak perlu menunggu lama, lantunan itu akan
menggema …..
(Udah ya sampe sini aja ceritanya, kalau ada waktu
nanti disambung lagi)
(Eheeem ….. Tulisan ini dibuat sekitar waktu aku
masih kuliah sastra. Entah semester berapa. Dan sekarang aku udah punya 2
titel. Sekarang Tanggal 5 Mei 2020 Pas Bulan Ramadhan, Pas Tangsel jadi
Red-Zone gara-gara wabah Corona) Lulus jadi sarjana sastra aja di tahun 2015
jadi taulah betapa buluknya tulisan ini hehehe. Awas don't try this at home! Pacarannya abis nikah ajah.